Planner : BUKAN AKU YANG MEMILIH TAPI, TUHAN YANG MEMILIHKANNYA UNTUK KU


Nadia Farhanny 19916xxx

Katakanlah bahwa dunia adalah salah satu dimensi yang mirip seperti labirin yang sangat luas dan tinggi pembatasnya, dimana semua orang yang di dalamnya tak tau dimana letak jalan buntu dan tak tau arah mana yang dapat membawa mereka keluar dari labirin tersebut. Ujung yang selalu tak dapat disangka. Tepi yang tak mudah digapai. Seberapa cepat dan bersabarnya kita menemukan jalan keluar tergantung seberapa besar kita ingin menemukannya. Dan menemukannya adalah suatu perjalanan yang tak mudah.

Perjalanan hakikatnya adalah melangkah, maka aku memulai langkah dari suatu harapan dan doa . Doa yang kupanjatkan begitu sederhana, namun harapku, doaku dapat menembus jauh ke langit ketujuh. Doa yang keluar dari ucap kawan — kawanku, doa yang mengalir deras di sepertiga malamnya kedua orang tuaku dan Doa yang bersembunyi dibaik namaku adalah “Bahagia dan memberikan kebahagiaan bagi sekitar”. Sederhana bukan?. Ya. Lalu apa hubungannya dengan apa yang kuperjuangkan ini? Planologi?

Alasannya adalah ‘Planologi’ merupakan salah satu variabel yang diberikan tuhan kepadaku untuk dapat mewujudkan cita — citaku dan aku bersyukur atas apa yang kudapat. Baik itu mengikat suka dan duka. Tawa dan tangis. Takut, lelah dan gelisah. Karena aku yakin, suatu hari nanti, dikala aku melihat sekitarku bahagia maka aku akan dapat mearasakan interval kebahagian tanpa batas. Semua ini adalah anugrah. Semua ini adalah awal bagi segalanya. Semua ini kulakukan untuk “Bahagia dan memberikan kebahagiaan bagi sekitar.”.

Komentar